Tinggal Darah

Agresi Israel
Tanggal 17 Januari 2008 Israel menyatakan gencatan senjata secara sepihak dan menarik pasukannya setelah membombardir Palestina sejak 27 Desember 2008. Tercatat jumlah korban tewas 1.314 jiwa di pihak Palestina yang sebagian besar adalah masyarakat sipil 700 orang (sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Israel-Gaza_2008-2009).

Tragis memang melihat serangan Israel ini. Terlepas dari semua penyebabnya apapun itu telah mengakibatkan krisis kemanusiaan. Jiwa – jiwa bergelimpangan mungkin saja tak ada sangkut pautnya dengan agresi Israel.
Hal ini tak bisa dilihat secara satu sisi meskipun penyebab agresi ini tak dapat dilepaskan begitu saja, siapapun akan menggelengkan kepalanya ketika melihat tayangan di televisi, manusia memusnahkan manusia yang lainnya. Ahh.. peradaban seakan berjalan mundur, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejak berabad – abad dahulu diimpi – impikan sekarang menjadi ujung pedang pemusnah.
Seakan semuanya itu dilacurkan dan memang dilacurkan. Setelah puas kemudian kain bersimbah darah ditinggalkan begitu saja, berdebu. Mungkin 1 atau 2 tahun lagi peristiwa ini tercatat di buku sejarah anak sekolah, dipelajari, dibaca, diujiankan, lulus, dan habis pada titik itu. Berhenti!.
Sungguh kemanusiaan menjadi permainan, manusia pemainnya, manusia juga lawannya. Siapa yang kuat maka dialah yang menang! Siapa yang lemah maka dialah permainan itu. Tapi TIDAK! Pada akhirnya semuanya harus sama. Tak ada yang kuat atau lemah.
Mari mengenang peristiwa ini sebagai tendangan keras di bokong kita bahwa kau manusia yang harus dihargai meskipun harga diri terlalu murah.

Satu komentar di “Tinggal Darah

  1. aku akan selalu mendoakan kalian yang ada di Palestina
    Allah pasti akan selalu bersama kalian selama kalian dijalan ywang benar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.